Selamat Datang DI WWW.WACANADHARMA.BLOGSPOT.COM

Sunday, September 26, 2010

kesaktian mantra gayatri

  1.  Apakah Mantra Gayatri itu?
    Mantra Gayatri adalah doa universal yang tercantum dan diabadikan dalam Weda, kitab suci paling purwakala.
    (Sathya Sai Speaks, X: 1 09)
    Mantra Gayatri adalah doa yang dapat diucapkan dengan penuh kerinduan oleh pria dan wanita dari segala bangsa sepanjang masa. Pengulang-ngulangan mantra ini akan mengembangkan (kemampuan) akal budi.
    (Sathya Sai Speaks, V: 5 8)
     
  2. Ucapkanlah Mantra Gayatri
    Mantra Gayatri adalah sebagai berikut:

    OM BHUUR BHUVAH SVAH
    TAT SAVITUR VARENYAM
    BHARGO DEVASYA DHIIMAHI
    DHIYO YO NAH PRACODAYAAT

  3. Bagaimana terjemahan Mantra Gayatri ini?
 
OM
=
Para Brahman 'Tuhan yang Mahabesar'
 
BHUUR
=
Bhu loka 'alam fisik'. Ini juga menunjuk pada tubuh yang terbuat dari lima panca bhuta 'lima unsur'. Kelima unsur ini membentuk prakrti 'alam'.
 
BHUVAH
=
Bhuva loka 'alam pertengahan'. Bhuva juga merupakan prana sakti. Meskipun demikian prana sakti hanya dapat menghidupkan tubuh karena adanya prajnana.
Karena itulah, maka Weda menyatakan, "Prajnanam Brahma" 'Tuhan adalah kesadaran yang selalu utuh dan menyeluruh selamanya'.
 
SVAH
=
Swarga Loka 'surga tempat para dewa'
(Sanatana Sarathi, September 1995, hlm. 234)
 
TAT
=
Paramatma 'Tuhan atau Brahman'
 
SAVITUR
=
Itu atau Ia yang merupakan asal segala ciptaan ini
 
VARENYAM
=
patut disembah
 
BHARGO
=
sinar cahaya atau kecemerlangan spiritual, terang yang menganugerahkan kebijaksanaan
 
DEVASYA
=
kenyataan Tuhan
 
DHIIMAHI
=
kita bermeditasi
 
DHIYO
=
budi, intelek
 
YO
=
yang
 
NAH
=
kita
 
PRACODAYAAT
=
menerangi
Juga: DHIYO YO NAH PRACODAYAAT = Bangkitkan kemampuan wiweka-ku oh Tuhan, dan bimbinglah daku. (Gita Vahini)
  1. Siapa yang menemukan mantra Gayatri?
    Mantra Gayatri ditemukan oleh Rsi Wiswamitra. Rsi Wiswamitra lah menginisiasi Sri Rama dalam misteri pemujaan Surya melalui mantra Aditya Hrdayam. (Sathya Sai Vahini. hlm. 183-184)
     
  2. Apa yang dapat dilakukan Rsi Wiswamitra berkat tuah mantra Gayatri?
    Mantra Gayatri membuat Rsi Wiswamitra mampu menggunakan berbagai senjata langka yang mematuhi kehendaknya bila mantra itu diucapkan dengan penuh keyakinan. Malalui kesaktian yang diperolehnya dengan cara ini, Wiswamitra dapat menciptakan alam semesta yang sama dengan jagat raya kita ini. (Sathya Sai Vahini, hlm. 184).
     
  3. Mantra Gayatri ditujukan kepada siapa?
    Mantra Gayatri ditujukan kepada energi Surya. (Sathya Sai Vahini, hlm. 183) (Tuhan juga disebut Surya Narayana).
     
  4. Apakah kekuatan Mantra Gayatri?
    Mantra ini mempunyai potensi yang tidak terbatas dan merupakan formula yang penuh vibrasi. Mantra Gayatri mempunyai kekuatan yang luar biasa dan tidak terhingga, kekuatan yang sungguh menakjubkan karena Surya merupakan dewa penguasanya.
    (Sathya Sai Vahini, hlm. 184).
     
  5. Mantra Gayatri terdapat dimana?
    Mantra Gayatri terdapat di dalam Weda suci paling kuno yang dimiliki manusia. (Rg Veda III.62:10)
     
  6. Siapakah Gayatri?
    Gayatri adalah ibu Weda. "Gayatri Chandsaam Maathaa"
     
  7. Siapakah yang diselamatkan oleh Gayatri?
    Gayatri menyelamatkan orang yang mengucapkannya.
    Gaayantham thraayathe iti Gayatri.
     
  8. Di manakah Gayatri berada?
    Gayatri berada di mana pun mantra itu diucapkan.
    (Sanatana Sarathi, September 1995, hlm. 235)
     
  9. Apakah ketiga nama Gayatri?
    Gayatri mempunyai tiga nama: Gayatri, Saavitri, Saraswati. Ketiganya ada dalam diri setiap manusia. Gayatri adalah penguasa indera. Saavitri adalah penguasa prana 'daya hidup atau tenaga hayati'. Saavitri menandakan kebenaran. Saraswati adalah aspek Tuhan yang menguasai kemampuan bicara. Ketiganya melambangkan kemurnian dalam pikiran, perkataan dan perbuatan (trikarana suddhi)
    (Sanata Sarathi, September 1995, hlm. 235) dan lihat juga pertanyaan nomor 30.
    (Gayatri, Saavitri, dan Saraswati akan bersemayam dalam diri manusia yang melaksanakan kemurnian serta keselarasan dalam pikiran, perkataan, serta perbuatannya)
     
  10. Mantra Gayatri ditujukan kepada siapa?
    Mantra Gayatri ditujukan kepada Tuhan yang imanen transenden (Tuhan yang berada dalam kesadaran segala makhluk dan segala sesuatu, tetapi juga melampaui sesuatu).
     
  11. Apakah nama yang diberikan untuk Tuhan yang imanem dan transenden?
    Tuhan yang imanem dan transenden disebut Savita.
     
  12. Apakah arti savita
    Savita berarti 'yang merupakan asal segala sesuatu'.
     
  13. Mantra Gayatri dapat dianggap memiliki berapa bagian?
    Mantra Gayatri dapat dianggap memili tiga bagian. Mantra ini mempunya ketiga unsur yang terdapat dalam pemujaan Tuhan yaitu: pujian, meditasi, dan doa. Kesembilan huruf yang pertama menunjukkan sifat-sifat Tuhan yaitu:

    OM BHUUR BHUVAH SVAH
    TAT SAVITUR VARENYAM
    BHARGO DEVASYA
    DHIIMAHI
    berkaitan dengan meditasi
    DHIYO YO NAH PRACODAYAAT


    merupakan permohonan kepada Tuhan agar menganugerahkan segala kekuatan dan kemampuan kepada kita.
    (Sanatana Sarathi, September 1995, hlm. 236)
     
  14. Ketiga bagian ini juga dapat digambarkan sebagai apa?
    Ketiga bagian ini juga dapat dilukiskan sebagai berikut:
  1. Pujian kepada Savita. Mula-mula Tuhan dipuja puji.
  2. Meditasi pada Savita. Setelah itu Tuhan direnungkan dengan Khidmat.
  3. Doa kepada Savita. Diajukanlah permohonan kepada Tuhan untuk membangkitkan dan menguatkan akal budi atau kemampuan pertimbangan yang bijak dalam diri kita.
     
  1. Mantra Gayatri dianggap sebagai apa?
    Mantra Gayatri dianggap sebagai intisari ajaran Weda. (Weda sara).
     
  2. Apakah yang dikembangkan oleh Mantra Gayatri?
    Mengidungkan Mantra Gayatri membentuk, mengembangkan dan mempertajam kemampuan akal budi manusia.
     
  3. Apakah manfaat lain yang diperoleh orang mengucapkan Mantra Gayatri?
    Orang yang mengucapkan Mantra Gayatri secara teratur dengan penuh keyakinan akan memperoleh faedah seperti berikut:
  1. Mantra Gayatri membebaskannya dari berbagai penyakit (Sarva roga nivaarini Gayatri).
  2. Mantra Gayatri menangkis atau mencegah segala kesengsaraan. (Sarva duhkha parivarini Gayatri).
  3. Mantra Gayatri merupakan pengabul segala keinginan (Sarva vaancha phalasri Gayatri).
    (Sanatana Sarathi, September 1995, hlm. 236)
    .
     
  1. Apa yang dianugerahkan mantra Gayatri kepada orang yang mengucapkannya dengan penuh keyakinan?
    Mantra Gayatri menganugerahkan segala hal yang bermanfaat kepada orang yang mengucapkannya dengan penuh keyakinan.
    (Sanatana Sarathi, September 1995, hlm. 236).
     
  2. Apakah manfaat lain yang diperoleh dengan mengucapkan mantra Gayatri?
    Bila mantra Gayatri diucapkan (secara teratur dengan penuh keyakinan), berbagai jenis kesaktian yang timbul dalam diri orang tersebut. Karena itu mantra Gayatri tidak boleh diperlakukan sembarangan.
    (Sanatana Sarathi, September 1995, hlm. 236). Lihat juga pertanyaan no. 30.
     
  3. Apakah kebenaran?
    Kebenaran adalah hal yang berlaku sepanjang masa: dahulu, sekarang, dan kelak. Kebenaran itu adalah Mantra Gayatri.
    (Sanatana Sarathi, September 1995. hlm. 236)
     
  4. Apakah yang secara tidak langsung dinyatakan oleh Mantra Gayatri?
    Secara tidak langsung Mantra Gayatri menyatakan kebenaran empat maha vakya pernyataan agung atau empat pernyataan inti yang tertera dalam empat Weda.
     
  5. Apakah keempat maha vakya tersebut?
  1. PRAJNAM BRAHMA: Kesadaran ialah Brahman.
    (dari Aitareya Upanisad dalam Rg Veda)
  2. AHAM BRAHMA ASMI: Aku adalah Brahman.
    (dari brhadaranyaka Upanisad dalam Yajur Veda)
  3. TAT TWAM ASI: Kamu adalah itu.
    (dari Chandogya Upanisad dalam Sama Veda)
  4. AYAM ATMA BRAHMA: Sang Aku ini adalah Brahman.
    (dari Mandukya Upanisad dalam Atharva Veda). 
  1. Bilakah sebaiknya kita mengucapkan Mantra Gayatri?
    Mantra Gayatri sebaiknya diucapkan pada waktu subuh, tengah hari dan senja.
     
  2. Waktu-waktu tersebut dikenal sebagai apa?
    Saat-saat tersebut juga dikenal sebagai sandhya kaalam yaitu pertemuan antara malam dan pagi, pagi dan sore, serta sore dan malam. Waktu-waktu tersebut bermanfaat untuk latihan rohani.
     
  3. Apakah kita harus terikat pada periode waktu tersebut bila akan mengucapkan Gayatri?
    Tidak, kita tidak perlu terikat oleh ketiga periode tersebut akan mengucapkan Mantra Gayatri.
     
  4. Jadi, bilakah kita dapat mengucapkan Mantra Gayatri?
    Mantra Gayatri dapat diucapkan kapan saja dan dimana saja.
     
  5. Apa yang harus diusahakan dan dijaga sepanjang waktu oleh orang yang mengucapkan Mantra Gayatri?
    Orang yang mengucapkan Mantra Gayatri harus menjaga agar hatinya selalu murni. Bhagavan memerintahkan agar:
  1. Kita tidak memperlakukan Mantra Gayatri secara sembarangan (pertanyaan no: 92), dan
  2. Hati kita harus selalu murni.
Karena itu, kita harus mematuhi, dan melaksanakan ajaran Bhagavan secara mutlak. Ajaran ini dapat diperoleh dalam Wacana Musim Panas 1990. Singkatnya sebagai berikut:
  1. Ucapkan kebenaran. Berilah nilai pada perkataanmu. Kebenaran merupakan jiwa suatu perkataan.
  2. Laksanakan kebajikan. Bagaimana caranya? Dengan mengembangkan Trikarana Suddhi. (pertanyaan no. 12).
  3. Kemurnian dan keselarasan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
  • Jangan berpikir yang buruk, Pikirkan hal yang baik.
  • Jangan melihat yang buruk, Lihatlah yang baik.
  • Jangan mendengarkan yang buruk, Dengarkan hal yang baik.
  • Jangan berbicara yang buruk, Bicarakan hal yang baik.
  • Jangan melakukan yang buruk, Lakukan hal yang baik.
  • Laksanakan petunjuk Bhagavan sepanjang waktu.
  1. Selalu menolong jangan pernah menyakiti.
  2. Persembahkan segala kegiatanmu kepada Tuhan tanpa mempedulikan hasilnya, dan tanpa perasaan keliru menganggap dirimu sebagai pelakunya.
  1. Apakah nasehat Bhagavan kepada kaum muda?
    Bhagavan menasehati kaum muda agar mereka mengucapkan mantra Gayatri pada waktu mandi.
     
  2. Mengapa Bhagavan menyarankan hal ini?
    Bhagavan berkata bahwa bila kita mandi, kita membersihkan tubuh kita. Karena itu, kita harus menggunakan kesempatan ini untuk sekaligus juga membersihkan pikiran budi kita.
     
  3. Pada kesempatan apa lagi Bhagavan menyarankan agar kita mengucapkan Mantra Gayatri?
    Bhagavan menyarankan agar kita mengucapkan Mantra Gayatri:
  1. Sebelum makan
  2. Pada waktu bangun tidur
  3. Pada waktu akan tidur.
  1. Setelah mengucapkan Mantra Gayatri, apa yang harus kita ucapkan?
    Setelah selesai mengucapkan Mantra Gayatri kita harus mengucapkan santih tiga kali.
     
  2. Mengapa kita harus mengulang santih tiga kali setelah mengucapkan Mantra Gayatri?
    Kita harus mengulang santih untuk memberikan kedamaian batin pada tiga hal dalam diri kita: badan, pikiran, dan jiwa.
     
  3. Bhagavan mengajarkan mantra Gayatri dan artinya kepada Sri E. B. Fanibunda. Apakah pokok-pokok penting dalam ajaran Bhagavan?
    Ajaran Bhagavan kepada Sri E. B. Fanibunda dituliskan dalam bukunya Vision of the Divine (hlm. 79-80). Pokok-pokok utamanya adalah sebagai berikut.
  1. Bila Mantra Gayatri tidak diucapkan dengan benar, mantra itu menimbulkan efek sebaliknya, menyelubungi orang bersangkutan dengan kegelapan. Tetapi bila mengucapkannya dengan kasih, Tuhan akan menerimanya.
  2. Baba menasehatkan agar setiap kata diucapkan dengan jelas dan tegas, tidak tergesa-gesa.
  3. Gayatri berada pada landasan Weda dan pantas disebut Weda Mata 'Ibu Weda'
    Mantra Gayatri meresapi segala sesuatu di seluruh alam semesta.
  4. Gayatri memelihara, melindungi, dan menyelamatkan orang yang mengucapkannya dari kematian.
  5. Mantra Gayatri merupakan doa universal yang memohon kejernihan akan budi agar kebenaran dapat tercermin di dalamnya tanpa penyimpangan.
  6. Bhagavan telah menyatakan bahwa Mantra Gayatri dapat diucapkan oleh pria dan wanita dari segala bangsa dan kepercayaan. Doa ini memohon pada kekuatan mulia yang meresapi Surya dan dan ketiga alam, agar menggugah, membangkitkan, dan menguatkan kecerdasan sehingga dapat membimbing kita menuju sukses, melalui sadhana yang intensif. (Lihat juga Sathya Sai Speak III: 242).
  7. Hati kita perlu dibersihkan tiga kali sehari pada waktu fajar, siang dan sore. Selain saat-saat tersebut, Bhagavan telah menyatakan bahwa Mantra Gayatri dapat diulang-ulang di mana saja dan kapan saja, termasuk pada malam hari.
  8. Mantra Gayatri sama artinya dengan ketuhanan, karena itu harus diucapkan dengan rendah hati, penuh hormat, keyakinan dan kasih kepada mantra tersebut.
  9. Weda merupakan napas Tuhan dan Mantra Gayatri adalah landasan Weda.
  10. Bhagavan adalah Wedapurusa dan karena itu merupakan sumber tertinggi yang paling dapat dipercaya mengenai Weda.
  11. Kasih dan hormat pada Mantra Gayatri dengan keyakinan pada hasil yang dijanjikannya jauh lebih penting daripada sekedar pengulang-ngulangan secara mekanis dengan pikiran melantur ke mana-mana.
  12. Doa ini ditujukan kepada Tuhan sebagai Ibu. Oh, Ibu Jagat Raya, hati kami penuh kegelapan. Mohon lenyapkan kegelapan ini dan terangilah hati kami.
  13. Keyakinan penuh pada kesaktian dan keampuhan Mantra Gayatri hanya dapat timbul bila sadhaka telah mengembangkan semangat, hormat dan kasih kepada mantra ini hingga tingkat tertentu.
  14. Semakin sering seseorang mengucapkan Mantra Gayatri se-makin besar manfaat yang diperolehnya. (pertanyaan no. 47)
  1. Bagaimana manusia menyalahkan hidupnya?
    Manusia lupa pada sifatnya yang sejati karena kelekatan pada tubuh. Kesenangan tubuh dijadikannya tujuan hidup, ia melibatkan dirinya sendiri ke dalam kesengsaraan. Tubuh seperti mobil dan atma pengemudinya. Manusia melupakan perannya yang sesungguhnya sebagai pengemudi dan tubuh yang sebenarnya hanya kendaraan dianggap sebagai diri sejati. (Sanatana Sarathi, September 1995, hlm. 233, 234)
     
  2. Bagaimana kehidupan manusia yang seharusnya?
    Kehidupan manusia harus merupakan rangkaian pengorbanan yang tiada putusnya: yang rendah demi yang lebih luhur, atau yang kecil demi yang lebih luas.
     
  3. Apa yang tidak dapat dilihat oleh kedua mata kita?
    Kedua mata kita dipusatkan pada dunia obyektif dan tariknya yang fana. Karena itu mereka tidak dapat melihat keindahan dan keagungan alam jiwa.
     
  4. Untuk tujuan apakah Mantra Gayatri diberikan kepada kita?
    Mantra Gayatri diberikan sebagai mata ketiga (cakra ajna) untuk mengungkapkan pandangan batin kepada kita. Dengan mengembangkan pandangan batin ini kita dapat menyadari Brahman. (pertanyaan no. 46)
     
  5. Mengapa kita harus menjaga Mantra Gayatri sepanjang hidup kita?
    Mantra Gayatri merupakan harta yang sangat berharga karena itu kita harus menjaganya sepanjang hidup kita. Kita harus belajar mengucapkan dan mengidungkan mantra Gayatri secara benar dan tepat seperti yang diajarkan Bhagavan. (Bhagavan telah mengajarkan cara mengucapkan kalimat serta lagu mantra Gayatri dan wacana tersebut direkam dalam Sathya Sai Bhajanavali, kaset no. 14, yang dijual di toko Prasanthi Nilayam. Kaset tersebut berjudul Bhagavan Speaks on Gayatri at Upanayam Ceremony on 17-3-1983 at Prasanthi Nilayam).
     
  6. Apakah yang seharusnya tidak pernah kita hentikan?
    Seharusnya kita tidak pernah menghentikan Mantra Gayatri. Dengan kata lain, kita harus mengucapkan Mantra Gayatri sekurang-kurangnya beberapa kali sehari dengan hati yang murni.
     
  7. Apa yang boleh kita hentikan?
    Kita boleh menghentikan atau mengesampingkan mantra apa saja lainnya, tetapi jangan sampai kita menghentikan mantra Gayatri sepanjang hidup kita.
     
  8. Manfaat apa yang dapat kita peroleh dengan mengucapkan Mantra Gayatri beberapa kali sehari dengan hati yang murni?
    Mantra Gayatri akan melindungi kita dari mara bahaya dimana pun kita berada:
  • Di dalam bus atau mobil,
  • Di dalam kereta api atau pesawat terbang,
  • Di pasar atau di jalan.
  1. Apa yang telah diketemukan orang-orang barat mengenai Gayatri?
    Para ilmuwan barat telah menemukan bahwa bila mantra Gayatri diucapkan dengan aksen yang benar seperti yang digariskan dalam Weda, lingkungan sekitarnya tampak diterangi oleh vibrasi yang ditimbulkan oleh mantra tersebut. Bhagavan memberitahu kita, "Suara mantra sama nilainya dengan artinya." Sadhana, the Inwar Path, 90, Prasanthi Nilayam. Juga Sathya Sai Speaks III: 242. (Karena itu, kita harus belajar mengucapkan mantra Gayatri dengan benar seperti yang diajarkan oleh Bhagavan).
    (Mantra Gayatri yang diucapkan oleh Bhagavan diulang 3 kali pada akhir acara kidung suci di Barnes Place No. 22, Colombo 7. Disarankan agar jangan mempelajari pengucapannya dari guru-guru lain).
     
  2. Manfaat spiritual apa yang akan kita peroleh dengan mengucapkan Mantra Gayatri?
    Cahaya Brahman (Brahmaprakasa) akan turun pada kita, menerangi akal budi dan jalan spiritual kita, bila kita mengucapkan Mantra Gayatri dengan benar seperti yang diajarkan oleh Bhagavan.
    Pada waktu mengucapkan Mantra Gayatri sebaiknya kita mengikuti petunjuk yang diberikan Sri Krsna kepada Arjuna dalam Bhagavad Gita 5.77. "Menutup semua indera memusatkan perhatian di antara kedua alis......"
     
  3. Berapa seringkah kita mengucapkan Mantra Gayatri?
    Bhagavan telah mengatakan bahwa kita harus mengucapkan Mantra Gayatri sesering mungkin. (Sanatana Sarathi, September 1995, hlm. 238). Lihat juga pertanyaan 36 butir 14. "Semakin sering seorang mengucapkan Mantra Gayatri, semakin banyak manfaat yang diperolehnya". Sebaiknya kita mengucapkan Mantra Gayatri sekurang-kurangnya 108 kali (satu japa mala) setiap pagi. Ini hanya memakan waktu 15 menit. Mereka yang memilih mengucapkan Mantra Gayatri sebagai latihan rohaninya, dapat mengucapkan 3 atau 5 japa mala setiap pagi dan melakukan jumlah yang sama atau kurang pada sore hari. Mengucapkan 10 mala (2 1/2 jam) setiap Minggu pagi dan hari-hari libur bukannya tidak mungkin bagi sadhakan yang serius.
    Gayatri Purascharana dilakukan dengan japa 10 mala setiap pagi selama 24 atau 40 hari tanpa henti. Agar dapat menyerap kekuatan mantra, hidup yang murni dan diet yang satwik sangat penting.
     
  4. Jika kita mengucapkan mantra Gayatri sambil mandi atau sebelum makan, apa hasilnya?
    Bila kita mengucapkan Mantra Gayatri pada waktu mandi, mandi kita menjadi suci. Jika kita mengucapkannya sebelum makan, makanan kita menjadi persembahan bagi Tuhan. Kita harus mengembangkan bhakti yang tulus kepada Tuhan, yang timbul dari lubuk hati kita. (Sanatana Sarathi September 1995, hlm. 238).
     
  5. Siapakah Gayatri?
    Gayatri adalah Anna Purna, Tuhan sebagai Ibu Jagat Raya, kekuatan Tuhan yang menjiwai segala kehidupan.
     
  6. Gayatri dilukiskan dengan lima wajah. Apakah wajah itu?
    Kelima wajah Gayatri adalah sebagai berikut:
  1. OM atau Pranawa merupakan wajah pertama. Prinsip pranawa mewakili 8 bentuk kekayaan yang berbeda (asta aiswarya)
  2. BHUUR BHUVAH SVAH merupakan wajah kedua.
  3. TAT SAVITUR VARENYAM merupakan wajah ketiga.
  4. BHARGO DEVASYA DHIIMAHI merupakan wajah keempat.
  5. DHIYO YO NAH PRACODAYAAT merupakan wajah kelima.
Kelima aspek mantra Gayatri ini berada dalam setiap manusia manusia (Sanatana Sarathi, September 1995, hlm 23) lihat juga pertanyaan No. 12.
  1. Mengapa kita harus melakukan japa Mantra Gayatri tanpa henti?
    Kita harus melakukan japa Gayatri tanpa henti karena:
  1. Mantra Gayatri akan melindungi kita dari bahaya di mana pun kita berada, entah di dalam bus, mobil, kereta api, pesawat terbang, di pasar atau pun di jalan.
  2. Brahmaprakasa 'cahaya Brahman' akan turun kepada kita dan menerangi jalan spiritual kita bila kita mengucapkan mantra Gayatri.
  1. Bagaimana Mantra Gayatri melindungi kita?
    Mantra Gayatri melindungi kita karena Gayatri adalah Annapurna, Ibu Jagat Raya, kekuatan yang menjiwai segala kehidupan. Bila kita dilindungi Annapurna, Tuhan sebagai Ibu, kita tidak perlu menangis untuk pangan atau papan. (Karena itu, kita harus mengucapkan Mantra Gayatri sesering mungkin. Semakin banyak kita mengucapkan Mantra Gayatri, semakin besar manfaatnya bagi kita. (Lihat pertanyaa no. 47).
     
  2. Selain perlindungan yang kita peroleh dengan Mantra Gayatri, adakah perlindungan lain yang kita perlukan?
    Tidak. Bhagavan memberitahu kita bahwa Mantra Gayatri cukup untuk melindungi orang yang mengucapkannya.
    (Sanatana Sarathi, September 1995, hlm. 237).
     
  3. Mengapa Mantra Gayatri saja sudah cukup untuk melindungi orang yang mengucapkannya?
    Mantra Gayatri cukup untuk melindungi orang yang mengucapkannya karena seperti yang diberitahukan Bhagavan kepada kita, mantra ini mengandung segenap kekuatan Tuhan. 

Saturday, September 25, 2010

makna hari saraswati





MAKNA PEMUJAAN KEPADA DEWI SARASWATI.
Pada masyarakat awam bertanya apa maksud menyembah dewa-dewa atau dewi-dewi melalui simbol-simbol atau patung, gambar dan sebagai-nya? Padahal Tuhan hanya satu, kenapa ada ba-nyak dewa atau dewi?
Dewa berasal dari kata''div" yaitu sinar/pan-caran. Pengertiannya adalah bahwa Tuhan itu adalah satu, tapi mempunyai aspek-aspek de-ngan pancaran sinar-Nya (Nur Illahi) yang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya. ang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya. Pada saat menciptakan disebut Brahma, saat memelihara disebut Wishnu, dan saat pendaurulang disebut Shiwa, dan sebagainya. Tapi sebenarnya Brahma, Wishnu, Shiva adalah satu (Trimurti).
Para dewa ini mempunyai pendamping (Shak-ti), yaitu: Brahma shakti-Nya Saraswati, Wishnu shakti-Nya Lakshmi dan Shiwa shakti-Nya Parvati (Durga). Disini Dewi Saraswati sebagai aspek Tuhan Yang Maha Esa pada saat menganugrah-kan/munurunkan ilmu pengetahuan (vidya), ke-cerdasan, ucapan, musik, budaya dan seba-gainya. Demikian pula dijabarkan dalam konsep Gayatri yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: Saras-wati menguasai ucapan/tutur kata, Gayatri me-nguasai intelek/budhi dan savitri yang menguasai prana/nafas.
Jadi makna pemujaan Dewi Saraswati adalah memuja dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memfokuskan pada aspek Dewi Sa-raswati (simbol vidya) atas karunia ilmu penge-tahuan yang di karuniakan kepada kita semua, sehingga akan terbebas dan avidyam (kebodoh-an), agar dibimbing menuju ke kedamaian yang abadi dan pencerahan sempurna.

MAKNA PENGAMBARAN DEWA-DEWI DALAM SIMBOL-SIMBOL TERTENTU.
Tuhan Maha Esa tidak bisa digambarkan, tapi mengapa orang meuggambarkan dengan simbol-simbol tertentu, misalnya arca, gambar, dan lain-lain? Bagaimana bentuk Tuhan? Apakah Tuhan itu Arca? Misalnya, seperti Negara Kesatuan Rl kenapa disimbolkan sebagai bendera merah putih? Apakah Indonesia itu berwujud selembar kain bendera? Kenapa kita menghormati ben-dera? Sebagai contoh lagi, seseorang yang se-dang jatuh cinta pada kekasihnya yang berada jauh dan dia. Setiap malam dia memeluk foto, ban-tal atau guling dan membayangkannya sebagai kekesihnya, sambil berkata: 'aku sayang, rindu, dan cinta kamu’. Padahal bukan benda-benda itu yang di cintai, tapi adalah kekasihnya yang berada jauh darinya. Untuk membayangkannya dia meng-gunakan benda-benda itu sebagai sarana untuk memfokuskan kerinduannya pada kekasihnya. Apakah dia mencintai bantal, guling, foto dan se-bagainya? Mengapa demikian?
Disini jawabannya ada dalam konsep "Sat Guna Brahman dan Nir Guna Brahman". 'Sat' berarti: ada/kebenaran/hakiki/yangsesungguhnya. 'Nir' berarti: kosong/tidak ada/nol.' Guna' berarti: sifat, 'Brahman' berarti Tuhan. Satguna Brahman yaitu Tuhan adalah ada dan berwujud. Seluruh semesta ini adalah personifikasi dan Tuhan. Nirguna Brahman adalah Tuhan yang tidak bisa digambarkan atau gaib.
Jadi walaupun Tuhan itu Gaib tapi ada, dan ma-nusia karena kemampuannya terbatas dalam mengkonsentrsi kepada Tuhan, sering menggunakan simbol sebagai sarananya. Bukan arca, ka'bah, salib, linggayoni, padmasana, dan sebagainya yang disembah, itu semua tapi hanya sebagai alat memusatkan konsentrasi kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hanya berhak di-sembah.
Demikian pula dengan Dewi Saraswati menga-pa kita memuja-Nya? Karena Dewi Saraswati adalah perwujudan philosofi weda, simbol dan vidya / ilmu pengetahuan, dan menguasai ucapan setiap orang. Kita semua mempunyai pengetahu-an, jiwa seni, intelek, perkataan/ucapan dan lain-lain. Jadi sadar tidak sadar, mau tidak mau, Dewi Saraswati selalu hadir dalam ucapan/perkataan dan pikiran kita semua tanpa membedakan ras, ethnic, agama dan kebangsaan.

MAKNA DARI PERAYAAN DEWI SARASWATI.
Dan perayaan ini kita dapat mengambil hik-mahnya, antara lain:
1. Kita harus bersyukur kepada Hyang Widhi atas kemurahan-Nya yang telah menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan kepada kita semua.
2. Dengan vidya kita harus terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke pencerahan, kebe-naran sejati (sat) dan kebahagiaan abadi.
3. Selama ini secara spiritual kita masih tertidur lelap dan diselimuti oleh sang maya (ketidak-benaran) dan avidyam (kebodohan). Dengan vidya ini mari kita berusaha untuk melek/eling/bangun dan tidur kita, hilangkan selimut maya, sadarilah bahwa kita adalah atma, dan akhirnya tercapailah nirwana.
4. Kita belajar dan angsa untuk menjadi orang yang lebih bijaksana. Angsa bisa menyaring air, memisahkan makanan dan kotoran walaupun di air yang keruh/kotor atau lumpur. Juga jadilah orang baik, seperti buruk merak yang berbulu cantik, indah dan cemerlang walaupun hidupnya di hutan.
5. Kita masih memerlukan/mempelajari ilmu pengetahuan dan sains yang sekuler, tetapi harus diimbangi dengan ilmu spiritual dengan peng-hayatan dan bakti yang tulus.
6.Laksanakan Puja/sembahyang sesuai de-ngan kepercayaannya masing-masing secara sederhana dengan bakti yang tulus/ihlas, bisa dirumah, kuil, atau pura dan lain-lain.
Awali dengan Ganesh Mantra, 0m nama saraswati mata ya namah, Tri sandia, Gayatri Saraswati, Mantra Asatoma, Mantra Shanti Universal (Loka samasta sukino bhavantu). Bila dilaksanakan agnihotra (homa yajna) baca 108 Saraswati Nawamali dan ditutup dengan Aarati Sarasvati. Dalam puja ini dianjurkan banyak mem-baca Gayatri Mantra (bait pertama Tri sandia) secara berulang-ulang.
Demikianlah semoga vidya akan membawa kita ke perdamaian secara universal, damai di bumi, damai di langit, damai di surga, (damai semua loka).
0m shanti shanti shanti om tat sat

sumber artikel cakrawala TNI AL

Sunday, September 5, 2010

mantra ganesa untuk berbagai tujuan




 mantra ganesa

Ganesha merupakan tokoh dalam “dunia gaib”, karena Ganesha menjadi “Pemuka” sebelum memberi hormat kepada Brahma, Wisnu, dan Shiwa. Keistimewaan tsb. Memang dianjurkan oleh Trinitas tsb.; artinya disarankan dan dianjurkan oleh Trinitas agar manusia melakukannya.
Syarat-syaratnya adalah sbb:
1.Mandi yang bersih terlebih dahulu, termasuk membersihkan paha dan kaki
2.Membaca mantra dengan sepenuh hati, minimum 108 kali (pergunakan tasbeh). Pengucapannya boleh dalam hati atau dengan mengeluarkan suara.
3.Jika ingin yang paling serius, pembacaan/pengucapan mantra dilakukan selama 48 hari berturut-turut secara kontinu. Usahakan di tempat dan waktu yang sama.
4.Tujuan yang terbaik dengan mantra adalah untuk menolong manusia lain/pribadi sendiri.
5.Jangan bertujuan buruk kepada manusia lain, akan kena diri sendiri.
Mantra-Mantra Ganesha
1.Om Gam Ganapatayae Namaha
Mantra ini dipergunakan untuk memulai sesuatu yang baru, seperti memulai perjalanan, mengadakan usaha baru, buka kantor baru, penandatanganan kontrak-dagang baru, sehingga pelaksanaan usaha tidak menemui hambatan-hambatan.
2. Om Namo Bhagabatae Gajaanaaya Namaha
Mantra ini untuk meminta kehadiran Ganesha, dan akan dapat dirasakan kehadirannya.
3. Om Shri Ganeshaaya Namaha
Mantra ini untuk meningkatkan daya-ingat (terutama pelajar dan mahasiswa) untuk mencapai tingkat lebih tinggi dalam belajar.
4. Om Vakratundaaya Hum
Mantra ini sangat kuat untuk menghambat dan menghilangkan pikiran-pikiran buruk, baik untuk pribadi maupun untuk manusia di tingkat nasional maupun internasional bahkan tingkat universal. Sering dipergunakan untuk mengusir setan. Dapat juga untuk penyembuhan penyakit yang berkaitan tulang belakang (dari bawah ke atas) dan penyakit dipaha. Untuk itu harus diucapkan 1008 kali (bukan 108 kali !).
5. Om Kshipra Prasadaya Namaha
Mantra ini bersifat “instant” (cepat sekali). Mantra ini diucapkan, ketika ada bahaya atau kesulitan yang sudah tidak bisa diatasi sendiri.
6. Om Shreem Kleem Glaum Gam Ganapatayae Vara Varada Sarva Janamah Vashanamanaaya Svaha
Mantra ini mengandung bermacam-macam benih mantra. Tujuannya adalah untuk mohon berkat dan untuk penyerahan diri.
7. Om Sumukhaaya Namaha
Mantra ini sesungguhnya memiliki banyak arti, tujuannya menjadikan manusia menjadi cantik, baik (tubuh dan spritual) dan untuk hal-hal lain yang baik. Dengan sering mengucapkan mantra ini, akan menimbulkan rasa kasih-sayang.
8. Om AekadanTaaya Namaha
Mantra ini akan sangat membantu kepada mereka yang ingin “memusatkan” pikiran dan perasaan dalam bermeditasi. Jika dilakukan terus menerus, maka keinginan dapat dicapai.
9.Om Kapilaaya Namaha
Mantra ini untuk menyembuhkan manusia yang sedang sakit, karena mantra ini menciptakan warna dan tubuh anda, dan warna-warna itu dapat “disalurkan” kepada yang sakit untuk disembuhkan.  Mantra ini juga dapat dipergunakan untuk memohon agar keinginan seseorang dapat tercapai.
10. Om Gajakaranakaaya Namaha
Anda dapat mengucapkan mantra ini dimana saja. Penggunaan mantra ini adalah untuk dapat mendengarkan suara-suara dari alam gaib, baik dari berbagai jenis makhluk halus maupun dari mereka yang sudah meninggal. Mantra ini dapat membantu
“membuka” cakra (7 cakra) dan 72000 nadi (saluran-saluran kecil). Mantra ini cocok untuk mereka yang ingin maju di bidang pengembangan kebatinannya.
11. Om Lambodharaaya Namaha
Mantra ini digunakan untuk “menyatukan” diri anda dengan jagat-raya (alam semesta). Anda menjadi manunggal dengan alam-semesta dan menghasilkan rasa-damai tingkat tinggi, anda merasakan menjadi alam-semesta. Mantra ini sangat cocok dipergunakan mereka yang melakukan “olah batin”.
12. Om Vikataaya Namaha
Mantra ini membantu manusia mengetahui dan merasakan bahwa dunia material adalah maya dan ada “sesuatu” dalam diri sendiri yang lebih nyata dan abadi.
Kesadaran yang diperoleh dari mantra ini, adalah dapat menjauhkan diri dari “keterikatan duniawi” dan menemukan ketenangan batiniah. Dunia hanya sebuah drama dan setiap orang menjadi pemeran tertentu dalam setiap kehidupannya di dunia
yang fana ini.
13. Om Vighna Nashanaaya namaha
Mantra ini untuk mengatasi kesulitan pribadi dan hambatan-hambatan dalam diri sendiri. Kesulitan dan hambatan tsb. Dapat “dibebaskan” dengan mantra ini.
14. Om Vinayakaaya Namaha
Mantra ini dipergunakan untuk melancarkan segala macam pekerjaan/usaha. Anda akan dapat menguasai dan memecahkan masalah dengan baik serta membuat “masa keemasan”.
15 Om Dhumraketuvae Namaha
Mantra ini untuk membantu menciptakan perdamaian dunia, terutama jika pengaruh komet Halley sedang melanda dunia yang berarti banyak pertumpahan darah (keributan-keributan) di seluruh dunia. Mantra ini baik sekali untuk para pemimpin.
16. Om Ganadhyakshaaya Namaha
Mantra ini sangat bermanfaat untuk penyembuhan penyakit secara massal (beramai-ramai). Mantra ini menyembuhkan penyakit, jika diucapkan bersama-sama banyak orang.
17. Om Bhalachandraaya Namaha
Mantra ini menyembuhkan penyakit pada diri sendiri. Mantra ini mengaktifkan cakra yang berada di tengah-tengah kening. Cakra ini bersimbol bulan-separoh dan letaknya di tengah-tengah kening. Simbol tsb. Melukiskan pengembangan, ketenangan,
dan kedamaian.
18. Om Gajaananaaya Namaha
Mantra ini untuk memperoleh kesadaran- tertinggi, kesadaran tak terbatas. Mantra ini sangat cocok untuk mereka yang memperdalam olah-batin.
Anjuran:
Mereka yang ingin mempergunakan mantra-mantra tersebut diatas perlu memperhatikan:
1.Agar serius melakukannya
2.Agar bersabar menanti hasilnya
3.Agar berdisiplin untuk mengucapkan secara teratur dan kontinu
4.Untuk mempermudah hitungan, agar mempergunakan tasbeh yang 108.
sumber:

 pustaka sanatanadharma
www.wihara.com

keramaning sembah

keramaning sembah


  • OM ATMA TATTWATMA SUDA MAM SWAHA
  • Tuhan, sucikanlah batin hamba
  • OM ADITISYA PARAMJOTI
  • RAKTA TEJA NAMO STUTE
  • SWETA PANGKAJA MADIASTA
  • BASKARAYA NAMO STUTE
  • Tuhan, bagai sinar surya yang maha hebat
  • Yang bersinar merah
  • Yang berada di tengah-tengah teratai putih
  • Hamba menyembah-Mu
  • OM NAMA DEWA ADISTANAYA
  • SARWA WYAPI WAI SIWAYA
  • PADMASANA EKAPRATISTAYA
  • ARDANARESWARIYAI NAMO NAMAH
  • Tuhan yang bersemayam di tempat yang tinggi
  • Engkau adalah Siwa yang berada di mana-mana
  • Yang bersemayan di atas bunga teratai
  • Engkau juga Ardanareswari, hamba menyembah-Mu
  • OM ANUGRAHA MANOHARA
  • DEWA DATA NUGRAHAKA
  • ARCANAM SARWA PUJANAM
  • NAMAH SARWA NUGRAHAKA
  • Engkau yang memikat pemberi anugerah
  • Anugrah dari Tuhan
  • Puja-puji semuanya
  • Hamba menyembah-Mu pemberi anugerah
  • DEWA DEWI MAHASIDI
  • YAJNANGA NIRMALATMAKA
  • LAKSMI SIDISCA DIRGAYUH
  • NIRWIGNA SUKA WERDISCA
  • Tuhan yamg maha kuasa
  • Yang ber-yadnya dan maha suci
  • Pemberi kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur
  • Pemberi kebebasan, kegembiraan, dan kemajuan
  • OM DEWA SUKSMA
  • PARAMACINTYA YA NAMAH SWAHA
oleh bhagawan dwija
  • Tuhan, junjunganku
  • Yang tak terpikirkan, maha tinggi, dan gaib.
  •  

Friday, September 3, 2010

kumpulan mantra hindu sehari-hari

Mantra sehari-hari  : sumber kahilangancinta web blog"
waktu bangun pagi: Om, Utedanim bhagavantah syamota prapitva uta madhye ahnam, utodinau madhvantan tsuryasya vayam devanam sumantausyama.(Atharva Veda III.16.4)

“Ya Tuhan Yang Maha Pemurah! Jadikanlah kami selalu bernasib baik pada pagi hari ini, menjelang tengah hari, apalagi matahari tepat di tengah-tengah dan seterusnya. Semoga para Dewa berkenaan menganugharkan rakhmat-Nya kepada kami”.
Menggosok gigi Om Cri Dewi Bhatrimsa Yogini namah

Om, sujud pada (sakti-Mu) Cri Dewi Bhatrimsa (dan) Yogini.
Membersihkan mulut: Om Um Phat astraya namah.

Om, sujud kepada Um, astra Phat (itu).
Mencuci muka: Om Um Waktra Paricuddha mam swaha.

Om, Om (dewi) membersihkan muka hamba.
Pada waktu mandi: Om, Gangga-Amrta-Sarira Cuddha Mam Swaha.

Om, Amrta dari Gangga, membuat badan hamba suci.
Pada waktu berpakaian: Kaupina Brahma-Samyuktah, mekhala Wisnu-Samsmrtah Antarwasewaro dewah, bandham astu Sada Ciwa.

Penutup berpakaian adalah Brahma, pengikat pinggang (adalah) Wisnu, penutup tubuh (oleh) Iswara (dan) Sada Ciwa pengikat semuanya.
Pada waktu makan: 1) Menjelang makan: Om Hiranyagarbhah samavartatagre bhutasya jatah patikreka asit, sa dadhara prithivim dyam utema kasmai devaya havisa vidhema.

Ya Tuhan Yang Maha Pengasih! Engkau asal alam semesta dan satu-satunya kekuatan awal, Engkau yang memelihara semua mahluk, seluruh bumi dan langit. Kami memuja Engkau.
2) Sesudah makan: Om Purnamadah purnamidam Purnat murnam adaya purnasya purnam adaya purnam evavasisyate.

Ya Tuhan Yang Maha Sempurna! Yang membuat alam sempurna. Alam ini akan lenyap dalam kesempurnaanMu. Engkau adalah kekal. Kami mendapat makanan yang cukup dan atas anugrah-Mu kami menghaturkan terima kasih.
Sebelum memulai pekerjaan atau kegiatan: Om Avighnam astu namasiddham.

Ya Tuhan semoga tiada halngan dan berhasil.
Mohon perlindungan: Om Apasyam gopam anipadyamanam a ca para ca prthibhih carantam sa sadhricih sa visucir vasana.

Ya Tuhan! hamba memandang Engkau Maha Pelindung, yang terus bergerak tanpa berhenti, maju dan mundur di atas bumi. Ia yang mengenakan hiasan yang serba meriah, muncul dan mengembara terus bersama bumi ini.
Mohon kebenaran (jalan yang benar): Om A visvadevam satpatim suktai adya vrnimahe stayasavam sawitaram.

Ya Tuhan Yang Maha Agung! dengan kidung kami memujaMu, Tuhan sumber kebaikan! Engkau Maha Cemerlang yang memiliki takdir yang maha benar.
Salam Penganjali (salam penghormatan) : Om Svastyastu.

Semoga selalu ada dalam keadaan baik (selamat) atas karunia Tuhan (Hyang Widhi Wasa).
Salam Penganjali (salam penghormatan) : Om santhi, Santhi, Santhi, Om.

Semoga damai, damai di dunia, damai di akhirat dan damai selalu.
Doa Menjelang makan Om Ang kang kasol kaya isana ya namah, svasti-svasti sarva deva bhuta sukha, pradhana purusa sang yoga ya namah.

Ya Hyang Widhi, yang bergelar Isana, hamba persembahkan seluruh makanan ini kehadapan-Mu, semoga semua makhluk berbahagia.
Doa Mulai Makan Om Anugraha Amertadi sanjivani ya namah svaha.

Ya Hyang Widhi, semoga makanan ini menjadi penghidupan hamba lahir bathin yang suci.
Doa Selesai Makan Om Dhirgayur astu, avighnam astu subham astu Om Sriyam bhavantu, purnam bhavantu, ksama sampurna ya namah svaha.

Ya Hyang Widhi, semoga makanan yang telah masuk ke dalam badan hamba memberi kekuatan, keselamatan, panjang umur dan tak kena halngan apapun. Demikian pula agar hamba mendapatkan kebahagiaan dan suka cita dengan sempurna.
Doa Selesai Makan Dapat pula menggunakan doa (mantra) berikut: Om Annapate annasya no dehyanmi vasya susminah, pra-pra dataram taris urjam no dhehi dvipade catuspade. (Yajur Veda XI.83)

Ya Hyang Widhi, Engkau penguasa makanan, anugrahkanlah makanan ini memberikan kekuatan, menjauhkan dari penyakit. Selanjutnya bimbinglah kami, anugrahkanlah kekuatan kepada mahluk berkaki empat dan dua.
Doa saat melakukan Yadnya Sesa (Ngejot) : “Om Sarva bhuta sukha pretebhyah svaha”.

Ya Hyang Widhi, hamba berikan sedikit kepada sarwa bhuta agar tidak mengacau.
Doa Memulai Sesuatu Kegiatan: Om Avighnam astu namo sidham Om Sidhirastu tad astu astu svaha.

Ya Hyang Widhi, semoga atas perkenan-Mu tiada suatu halangan bagi kami memulai pekerjaan (kegiatan) ini dan semoga sukses.
Doa Mohon Inspirasi : Om Pra no devi sarasvati vajebhir vajinivati dhinam avinyavantu. (Rg Veda VI.61.4)

Ya Hyang Widhi, Hyang Saraswati Yang Maha Agung dan Kuasa, Engkau sebagai sumber ilmu pengetahuan, semoga Engkau memelihara kecerdasan kami.
Doa Memohon Kesehatan : Om Vata a vatu bhesajam sambhu majobhu no hrde, pra na ayumsi tarisat. (Rg Veda X.1986.1)

Ya hyang Widhi, semoga Wayu menghembuskan angin sejuk-Nya kepada kami. Wayu yang memberikan kesehatan dan kesejahteraan kepada kami. Semoga Ia memberikan umur panjang kepada kami.
Doa Mohon Bimbingan Spiritual : Om Asato ma sadgamaya tamasoma ma tyotir gamaya mrtor ma amrtam gamaya. (Brh. Ar. Up. XL.15)

Ya Hyang Widhi, bimbinglah kami dari yang tidak benar menuju yang benar. Bimbinglah kami dari kegelapan pikiran menuju cahaya (pengetahuan) yang terang. Bimbinglah kami dari kematian menuju kehidupan yang abadi.
Doa Mohon Kebahagiaan dan Keberuntungan : Om sarve bhavantu sukhinah sarve santu niramayah sarve bhadrani pasyantu ma kascid duhkha bhag bhavet

Ya Hyang Widhi, semoga semuanya memperoleh kebahagiaan, semoga semuanya terbebas dari penderitaan, semoga semuanya dapat memperoleh keberuntungan, semoga tiada kedukaan.
Doa Memulai Belajar : Om Agne naya supatha raye asman visvani deva vayunani vidvan, yuyodhyasmaj juhuranam eno bhuyistam te namauktim vidhema. (Rg Veda I.189.1)

Ya Hyang Widhi (Hyang Agni), tunjukkanlah kepada kami jalan yang benar untuk mencapai kesejahteraan; Hyang Widhi yang mengetahui semua kewajiban, lenyapkanlah dosa kami yang menyengsarakan kami. kami memuja Engkau.
Doa Menghilangkan Rasa Takut : Om Om Jaya jivad sarira raksan dadasi me, Om Mjum sah vaosat mrityun jaya namah svaha.

Ya Hyang Widhi Yang Maha Jaya, yang mengatasi segala kematian, kami memuja-Mu. Lindungilah kami dari mara bahaya.
Doa Selesai Melakukan Kegiatan: Om Deva suksma parama acintya ya namah svaha sarva karya prasidhantam. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.

Ya Hyang Widhi dalam wujud Parama Acintya yang maha gaib dan maka karya, atas rakhmat-Mu maka pekerjaan ini sukses. Semoga damai selalu.
Doa Sebelum Tidur: Om Yajjagrato duram udaiti daivam tad u suptasya tatha iva iti, durangamam jyotisam jyotir ekam tanme manah siva samkalpam astu. (Yajur Veda XXXIV.1)

Ya hyang Widhi, Engkau nampak jauh dari orang yang tidur, nampak jauh dari orang yang terjaga. Engkau sinar utama, yang nampak jauh itu, semoga pikiran kami senantiasa mengarah kepada Engkau, yang baik itu.
Doa Untuk Ketabahan Hidup: Om Krdhi na udhvarny carathaya jivase.

Ya Hyang Widhi, semoga kami bisa tetap tegak dalam perjalanan hidup kami.
Doa Untuk Orang Meninggal (yang disampaikan/diucapkan saat bela sungkawa): Om vayur anilam amrtam athedam bhasmantam sariram Om krato smara, klie smara, krtam smara. (Yajur Veda XL.15)

Ya Hyang Widhi, Penguasa hidup, pada saat kematian ini semoga ia mengingat wijaksana suci Om, semoga ia mengingat Engkau Yang Maha Kuasa dan kekal abadi. Ingat pula kepada karmanya. Semoga ia mengetahui bahwa Atma adalah abadi dan badan ini akhirnya hancur menjadi abu.
Dapat pula menggunakan doa (mantram ) berikut ini: a. Saat melihat atau mendengar orang meninggal: Om svargantu, moksantu, sunyantu, murcantu, Om ksama sampurna ya namah svaha.

Ya Hyang Widhi, semogalah arwah almarhum mencapai sorga, manunggal dengan-Mu, mencapai keheningan tanpa suka-duka. Ampunilah ia, semoga sempurna atas Kemahakuasaan-Mu.
b. Saat mengunjungi orang sakit: Om sarva vighna sarva klesa, sarva lara roga vinasa ya namah.

Ya Hyang Widhi, semoga segala halangan, segala penyakit, segala penderitaan dan gangguan binasa oleh-Mu.
Doa Untuk Pembukaan Rapat (sidang) atau Seminar: Om sam gacchadhvam sam vadadhvam sam vo manamsi janatam, devo bhagam yatha purve samjanana upasate. (Rg. Veda X.191.2)

samano mantrah samitih samani samanam manah saha cittam esam, samanam mantram abhi mantraye vah samanena vo havisa juhomi. (Rg Veda X.191.3) samani va akutih samana hrdayani vah samanam astu vo mano yatha vah susahasati. (Rg Veda X.191.4)

Ya Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa), semogalah pertemuan dan rapat ini mencapai satu kesepakatan. Semoga tercapai tujuan bersama, kesepakatan bersama satu dalam pikiran menuju stau tujuan. Ya Hyang Widhi, Engkau canangkan satu tujuan, tujuan bersama kami sekalian, kami adakan pemujaan dengan persembahan bersama, agar tujuan kami satu, seia dan sekata.
Doa Untuk Menutup Suatu Pertemuan: Om dyauh santir antariksam santih prthiva santir apah santir osadhayah santih vanaspatayah santir visve devah santir brahma santih sarvam santih santir eva santih sa ma santir edhi. (Yayur Veda XXXVI.17)

Ya Hyang Widhi Yang Maha Kuasa, anugrahkanlah kedamaian di langit, damai di angkasa, damai di bumi, damai di air, damai pada tumbuh-tumbuhan, damai pada pepohonan, damai bagi para Dewata, damailah Brahma, damailah alam semesta, semogalah kedamaian senantiasa datang pada kami.

Wednesday, September 1, 2010

makana pemujaan tri murti { kt wiana}

Makna Pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti
Jagat prastistathaa Brahma,
Wisnu palayito bhawet
Rudra sangharake, loke,
jagat sthawarajanggamah.

[Bhuwana Kosa, VII.27]
Maksudnya: Tuhan saat menciptakan disebut Dewa Brahma, saat memelihara dan melindungi ciptaanNya disebut Dewa Wisnu dan saat mengakhiri keberadaan ciptaanNya disebut Dewa Rudra. Demikianlah manusia dan seinua makhluk hidup ciptaannya tercipta, terpeithara dan kembali pada asalnya baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
KEBERADAAN alam semesta beserta dengan segala isinya yang ada di dalamnya adalah atas takdir Tuhan Yang Mahaesa. Alam dengan segala isinya ini tidak bisa lepas dan proses utpati, sthiti dan pralina. Lahir, hidup, dan mati atau kembali pada asal. Tuhan dalam kemahakuasaanNya mencipta (utpati), memelihara (sthiti) dan mem-pralina alam dengan segala isinya itu disebut Tri Murti. Pendirian Pura Kahyangan Tiga di tiap-tiap Desa Pakraman di Bali atas anjuran Mpu Kuturan pada abad kesebelas Masehi untuk mernuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Trti Murti.
Di Pura Desa, Tuhan dipuja sebagai pencipta (utpati) disebut Dewa Brahma. Di Pura Puseh Tuhan sebagai pemelihara (sthiti) dipuja sebagai Dewa Wisnu. Di Pura Dalem, Tuhan sebagai pemralina (pralina) dipuja sebagai Dewa Siwa atau Rudra. Utpati, sthiti dan pralina itu disebut Tri Kona sebagai kuasa Tuhan untuk mencipta, memelihara dan mempralina.
Pemujaan Tuhan Yang Mahaesa sebagai Dewa Tri Murti itu bukan untuk menyatukan sekte-sekte Hindu yang pecah. Karena para ahli arkeologi dan ahli sejarah yang pernah saya tanyakan menyataka tidak ada bukti sejarah yang kuat yang menyatakan bahwa sekte-sekte Hindu pada abad kesebelas itu pernah pecah brmusuhan. Apa lagi Raja Udayana yang berkuasa waktu itu beda sekte dengan permaisurinya Gunapriya Dharma Patni. Raja Udayana menganut Budha Mahayana sedangkan permaisurinya menganut Siwa Pasupata. Raja suami-istri itu rukun-rukun saja memimpin Bali.
Tujuan Mapu Kuturan menganjurkan pemujaan Tuhan sebagai Dewa Tri Murti saat ada Maha Sabha tokohtokoh Hindu di Pura Samuan Tiga nampaknya agar umat dalam menempuh perjalanan hidupnya berpegang pada ajaran Tri Kona dan Tri Guna dalam mengendalikan dinamika hidupnya. Ajaran Tri Kona dan Tri Guna itu diajarkan dalam sastra suci Hindu. Misalnya dalam pustaka Bhuwana Kosa. IV.33 ada dinyatakan: Tuhanlah yang menciptakan seluruh adalam dengan segala isinya, Tuhan sebagai perwujudan utpati, sthiti dan pralina yang tanpa awal, pertengahan dan akhir ini artinya semua makhluk ciptaan Tuhan tidak akan pernah tidak melalui proses utpati, stithi dan pralina.

Setiap orang yang normal berharap dalam hidupnya agar bisa mengikuti proses utpati, sthiti dan pralina itu secara baik benar dan wajar. Agar bisa menciptakan sesuatu yang patut diciptakan bendasarkan Dharma di Pujalah Tuhan sebagai Dewa Brahma. Demikian pula agar bisa memelihara dan melindungi sesuatu yang patut dilindungi untuk tegaknya Dharma dipujalah Tuhan sebagai Dewa Wisnu. Demikian juga untuk meniadakan sesuatu yang sepatutnya di-pralina yang menghambat tegaknya Dharma, Tuhan dipuja sebagai Dewa Siwa Rudra.
Utpati, sthiti dan pralina itu akan berproses dengan baik apabila manusia mampu mengendalikan Tri Gunanya yaitu Guna Sattwam, Guna Rajah dan Guna Tamah. Menurut pustaka Mastya Purana 53.Sloka 68 dan 69 ada dinyatakan bahwa: Brahma, Wisnu dan Siwa adalah Guna Awatara. Artinya Tuhan Yang Maha Esa itu turun ke Bhuwana Agung menjadi Dewa Tri Murti sebagai Guna Awatara untuk menuntun umat manusia mengendalikan Tri Gunanya.
Memuja Dewa Wisnu adalah Tuhan dalam manifestasinya sebagai penuntun umat manusia mengendalikan Guna Sattwam. Memuja Dewa Brahma sebagai penuntun manusia mengendalikan Guna Rajah dan memuja Dewa Siwa atau Rudra sebagai penuntun umat manusia mengendalikan Guna Tamas.
Masyarakat akan mendapatkan hidup sejahtnu lahir batin apabila dapat mengamalkan ajaran Tri Kona (utpati, sthiti dan pralina) dan ajaran Tri Guna yaitu Guna Sattwam, Guna Rajah dan Guna Tamah. Wrehaspati Tattwa 15 menyatakan sbb: “Pikiran yang ringan dan terang itu ciri orang sattwam. Yang bergerak cepat itu ciri orang rajah namanya. Yang berat dan gelap itu ciri orang yang tamah namanya”. Wrehaspati Tattwa juga menyatakan bahwa: “Kalau alam pikiran (citta) itu kuat dan seimbang dipengaruhi oleh Guna Sattwam dan Guna Rajah maka Guna Sattwam itu membuat orang berniat baik sedangkan Guna Rajah membuat orang nyata berbuat baik.
Karena itu Tri Guna yang komposisinya ideal itu akan dapat membuat orang jadi sukses. Hal ini nampaknya menjadi dasar mengapa leluhur umat Hindu di Bali membangun Pura Desa untuk memuja Dewa Brahma umumnya satu areal dengan Pura Puseh-nya untuk memuja Dewa Wisnu. Hal itu dilakukan untuk memotivasi agar umat membangun eksistensi yang seimbang dan sinergis antara Guna Rajah dengan Guna Sattwam mendukung dinamika pikiran (manah). Kalau Guna Sattwam dan Guna Rajah itu sama-sama kuat dalam diri umat mendukung gerak pikirannya maka tidak ada yang hanya berhenti berteori saja tanpa aksi apa-apa.
Sebaiknya tidak hanya kerja yang terlalu fragmatis tanpa dasar teori sebagai pengembangan nilai-nilai yang idealis dari suatu tattwa Agama. Teori dan praktek tidak boleh dibuat berdikotomi. Pustaka Tattwa Jnyana 7,8,9 menyatakan rinci ciri-ciri sifat sattwarn, rajah dan tamah tersebut.
Dengan pemujaan Tri Murti di Kahyangan Tiga sebagai media sakral pengamalan Tri Kona dan Tri Guna akan dapat mengarahkan perubahan dalam hidup ini menuju kearah yang benar, baik dan wajar tahap demi tahap. Demikian juga dengan kebudayaan beragama Hindu akan terus dinamis berubah sistem dan cara mengamalkan Dharma mengikuti hukum Tri Kona berubah sempurna sesuai dengan kebutuhan zaman. Agar dinamika penubahan senantiasa menuju perubahan yang semakin baik, benar wajar mengamalkan dharma maka salah satu sistemnya pujalah Tuhan sebagai Tri Murti di Pura Kahyangan Tiga. Pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti juga banyak dikenal dalam berbagai wujud banten seperti banten Penyeneng, banten Peras, dll.
[Balipost – Minggu, 29 Agustus 2010 – ketut wiana]