Selamat Datang DI WWW.WACANADHARMA.BLOGSPOT.COM

Monday, February 1, 2016

Pencarian jalan sepiritual unipersal

Di zaman teknologi dan komunikasi canggih seperti sekarang ini kenyataannya kita menjadi semakin kesepian, bahkan telah menjalar sampai kepada masyarakat desa, sehingga mereka pun merasakan kesepian batin. Kehampaan dan kekosongan jiwa menyebabkan manusia harus mencari pengisi hati di berbagai macam tempat hiburan, dan tiapweekend dan hari libur mereka ber-bondong-bondong mencari sesuatu yang bisa mengisi kekosongan jiwa. Tetapi kenyataannya hanya kebahagiaan semu dan sementara sajalah yang mereka dapatkan.

  Ketentraman dan kebahagiaan ada di dalam hati. Seharusnya itu bisa dimunculkan orang di dalam hatinya dan bisa diwujudkan dalam kehidupannya sehari-hari dan di dalam hidupn berkeluarga. Dengan adanya rasa kebahagiaan itu maka orang akan bisa merasakan kecukupan, dan ia tidak akan mengorbankan kebahagiaan itu untuk digantikan dengan "sensasi" kebahagiaan yang tidak akan pernah dianggap cukup.

  Ketentraman dan kebahagiaan ada di dalam hati. Karir bagus, materi berlimpah, bukan jaminan merasa bahagia dan cukup. Kegundahan, tak punya pegangan hidup dan kekosongan jiwa, banyak dirasakan manusia dewasa ini, ditambah lagi dengan problematika hidup yang melilit dan membelenggu jiwa dan pikiran. Itulah yang terjadi kalau manusia hanya mengejar "sensasi" kebahagiaan, bukan kebahagiaannya itu sendiri yang didapatkan, tetapi hanya sensasinya saja yang sifatnya sementara.

  Harapan menemukan jalan keluar dilakukan dengan berbagai cara untuk mengantarkan manusia pada kebahagiaan dan ketenangan batin. Upaya untuk mendapatkannya mendorong sebagian orang untuk mengikuti kegiatan-kegiatan dalam berbagai komunitas, komunitas olah raga, hobby, komunitas lingkungan, komunitas agamanya, ada juga yang menelusuri komunitas-komunitas spiritual lintas agama.

Di dalam komunitas lintas agama inilah mereka melakukan berbagai ritual, meditasi dan kegiatan-kegiatan lain yang menyerupai peribadatan agama tertentu. Mereka menemukan intisari dari kebijaksanaan hidup. Bahkan mereka merasakan adanya persaudaraan di dalam komunitasnya, persaudaraan universal kemanusiaan, yang tidak membeda-bedakan ras (bangsa), agama, jenis kelamin, kasta, warna kulit, atau apapun juga

    Orang-orang yang mengikuti komunitas tersebut mempunyai latar belakang agama yang bermacam-macam, seperti Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan sebagainya. Ajaran-ajaran dalam komunitas tersebut kerap mengatakan bahwa semua agama adalah jalan yang benar menuju Tuhan. Ajaran mendasar dari konsep ini adalah kebenaran agama yang universal. Ajaran ini mengajak manusia mempelajari perbandingan agama-agama, filsafat dan ilmu pengetahuan.

Pendekatan kebatinan spiritual seperti ini membuat fungsi terpendam agama, seperti ketenangan batin dan kebahagiaan, menjadi nyata dan bisa dirasakan oleh semua anggotanya. Karena itu, semua aktivitas‘keagamaan’ dan spiritual yang mereka lakukan dinilai dari bisa atau tidaknya memenuhi fungsi menenangkan batin, mengisi kekosongan jiwa dan bisa-tidaknya menciptakan kebahagiaan untuk dirasakan oleh para pelakunya.

disini tidak pernah menyerang atau merendahkan pihak agama.Tetapi banyak manusia di pihak agama memandang sinis terhadap keberadaan perkumpulan seperti ini bahkan memusuhinya dan menganggap bahwa  itu sebagai agama liar dan sesat. Padahal kedua-duanya mempunyai unsur yang sama, yaitu percaya kepada Tuhan dan mengajarkan budi luhur, dan anggota-anggotanya juga beragama

Mereka yang mencari Tuhan, mencari kebenaran Tuhan, mencari ketentraman batin, dan mencari pengisi kekosongan jiwa, yang tidak bisa didapat hanya dengan cara mengikuti rutinitas peribadatan,khotbah dana jaran-ajaran ‘fanatik’, dogma dan doktrin agama apalagi yang sampai melakukan pembenaran atas perbuatan menghakimi dan kekerasan dengan nama agama. Hubungan manusia dengan Tuhan bersifat pribadi, tidak bisa dipaksakan, apalagi dengan kekerasan.
 


javanese

No comments:

Post a Comment