Selamat Datang DI WWW.WACANADHARMA.BLOGSPOT.COM

Wednesday, June 19, 2013

Bukti sains kitab Weda

Bukti Sains Ilmu Pengetahuan di Kitab Weda
Agama Hindu Pustaka Hindu kuno, memperkirakan Hari Brahma, jangka hidup dari alam semesta kita, menjadi 4.32 milyar tahun. Angka ini dekat dengan perkiraan para astronom kita, yang menghitungnya menjadi
sekitar 4.6 milyar tahun.” Dr. Carl Sagan ahli astronomi AS terkenal, di dalam
bukunya, Cosmos (1980) menjelaskan: “Agama
Hindu adalah satu-satunya agama besar dunia yang
mengatakan bahwa Alam Semesta mengalami kelahiran dan kematian tak terukur, tak
terbatas. Ia adalah satu-satunya agama di mana skala waktunya sesuai dengan skala waktu
kosmologi ilmiah modern. Siklusnya berjalan dari hari
siang dan malam biasa kita ke suatu siang dan malam
Brahma, 8.64 milyar tahun panjangnya. Lebih panjang
dibanding usia Bumi atau Matahari dan sekitar
separuh waktu sejak Dentuman Besar (Big Bang). Dan masih ada banyak skala waktu yang lebih panjang.” Suatu ketika Dr. Carl Sagan, melakukan show di
sebuah TV di Amerika. Dengan bantuan animasi dan
simulasi komputer, Mr. Sagan mempresentasikan
semua teori yang dikemukakan oleh Para ahli fisika astronomi saat ini. Dijelaskannya tentang panjang gelombang cahaya galaxy yang terus bertambah, alam semesta mengembang, teori Big Bang, efek
Dopler, dan sebagainya. Para pemirsa terkejut, ketika
menjelang akhir acaranya Mr. Sagan terlihat berada di
India, berdiri di depan sebuah Temple Krishna yang
telah berusia ribuan tahun. Mr. Sagan berkata “Para
ilmuwan menemukan semua teori yang telah saya paparkan tadi tahun-tahun akhir ini saja, sedangkan di
sini, di India, orang sudah mengetahui informasi itu
sejak ribuan tahun yang lalu, dari kitab-kitab
Weda…” (Danavir Gosvarni, 2002). “Ketika aku membaca Bhagavad-Gita dan merenung
tentang bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta
ini yang lainnya nampak begitu tidak bermakna.”
“Kita berhutang banyak kepada orang India yang
mengajarkan kita bagaimana menghitung, tanpa itu
penemuan yang bermanfaat ilmiah tidak mungkin dilakukan.” ~ Albert Einstein “Setelah perbincangan tentang Filosofi India,
beberapa ide mengenai Fisika Quantum yang
tampaknya gila tiba-tiba menjadi lebih masuk akal.”
~ W. Heisenberg (Ahli fisika Jerman, 1901-1976) “Vedanta dan Sankhya memegang kunci proses
hukum-hukum pikiran yang berhubungan dengan
Bidang Quantum. Seperti operasi dan distribusi
partikel-partikel pada level atom dan molekul.” ~ Prof. Brian David Josephson (1940 – ) Ahli
Fisika Wales, penerima Nobel termuda Sumber : A Tribute to Hinduism ——————————————————- Semua kitab-kitab Veda menggunakan bahasa yang
Ilmiah. Kenapa disebut bahasa yang ilmiah? Veda
menggunakan bahasa Sansekerta. Menurut penelitian NASA (Badan Antariksa Amerika) dalam majalah AI (Artificial Intelligence) yang diterbitkan
pada musim semi 1985 hasil penelitian Rick Briggs,
Bahasa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang
bisa diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa pemrograman komputer. Ilmuwan NASA telah membuktikan bahwa
Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang dapat
mengekspresikan setiap kondisi yang ada di alam
semesta dengan jelas. Dengan struktur bahasa yang
sempurna, Bahasa Sansekerta dapat dan telah
digunakan sebagai Bahasa Kecerdasan Buatan, Artificial Intelligence. “Seperti yang akan kita lihat, ada bahasa yang
digunakan di kalangan komunitas ilmiah kuno yang
memiliki penyimpangan nol. Bahasa ini adalah bahasa
Sansekerta. ” ~ Rick Briggs (NASA) ——————————————————- Berikut ini adalah beberapa diantara banyak bukti
adanya sains dan ilmu pengetahuan yang terdapat di
Kitab-Kitab Agama Hindu yaitu Veda. ALAM SEMESTA Tuhan Yang maha Esa dan Maha Besar adalah
Brahman, Dewa Wisnu adalah personifikasi Brahman
tertinggi. Ilustrasi : Setiap satu alam semesta yang berbentuk bulat telur,
terdiri dari banyak Galaksi, satu Dewa Brahma. Kāranodakaśāyi Vishnu (Mahā Vishnu): Wisnu yang
berbaring dalam lautan penyebab dan Beliau
menghembuskan banyak alam semesta. Lautan penyebab (Causal Ocean / Lautan Energi) adalah energi eksternal Tuhan. Sesuai dengan teori fisika terkini dimana energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Jadi dari setiap “pori-pori” Kāranodakaśāyi Visnu
muncullah Garbhodakaśāyī Visnu yang memunculkan
sebuah alam semesta. Dari 1 “pori-pori”
memunculkan 1 alam semesta yang terdiri dari jutaan
galaksi. Garbhodakaśāyī Visnu dan Dewa Brahma ada
di tiap-tiap alam semesta. Brahma Samhita Sloka 13 Benih-benih transendental (anti materi) Sankarsana
muncul dari “pori-pori kulit” Maha Visnu dalam
bentuk telur emas yang tak terhitung jumlahnya
sambil maha-Visnu “berbaring” di lautan
penyebab, semua telur tersebut tetap tertutupi oleh
unsur material besar. Secara Ilmiah munculnya alam semesta dari “pori-
pori Tuhan” dalam wujud Kāranodakaśāyi Visnu ini
merupakan area tempat terjadinya perubahan dari
Energi menjadi Materi (penciptaan alam semesta
materi), yang merupakan kebalikan dari Pralaya dimana materi berubah menjadi energi (peleburan). Itulah maka Veda tidak menggunakan istilah kiamat tetapi peleburan, karena semata-mata hanyalah peleburan dari materi menjadi energi (“tenaga”).
Ada beberapa tahap Pralaya yang skala waktunya
mulai 4,3 milyar tahun (1 hari siang Brahma) sampai
311 triliun tahun bumi (akhir hidup Dewa Brahma).
Alam semesta ini sedang berada di tahun ke – 51
Brahma atau 155 triliun tahun Bumi setelah Brahma lahir. Setelah Brahma melewati usia ke – 100, siklus
baru dimulai lagi, segala ciptaan yang sudah
dimusnahkan diciptakan kembali, begitu seterusnya. Bhagavad-gita 9.7 Wahai putera Kunti, pada akhir jaman, semua
manifestasi material masuk ke dalam tenaga-Ku, dan
pada awal jaman lain, Aku menciptakannya sekali
lagi dengan kekuatan-Ku. Bhagavad-gita 9.10 Alam material ini, salah satu di antara tenaga-tenaga-
Ku, bekerja di bawah perintah-Ku, dan menghasilkan
semua makhluk baik yang bergerak maupun yang
tidak bergerak, wahai putera Kunti. Di bawah hukum-
hukum alam material, manifestasi ini diciptakan dan
dilebur berulang kali. Śrīmad Bhāgavatam 5.18.31 Ya Tuhan, manifestasi kosmik yang terlihat ini adalah
demonstrasi energi kreatif Anda sendiri. Karena
bentuk-bentuk yang tak terhitung jumlahnya dalam
bentuk manifestasi kosmik hanyalah sebuah layar
energi eksternal Anda semata.. Dalam kitab Purana dan Upanisad digambarkan bahwa alam semesta terbentuk secara bertahap dan
berevolusi. Penciptaan alam semesta dalam kitab
Upanisad diuraikan seperti laba-laba memintal
benangnya tahap demi tahap. ——————————————————-
“Akhirnya kita sampai pada kesimpulan bahwa
alam semesta ini menyerupai sebutir telur akan tetapi
informasi ini telah terdapat pada literature Hindu.”
(Alan Kogut, NASA)
——————————————————- FISIKA, PLANET, MATAHARI, GALAKSI Rgveda II.72.4 “Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari”.
Artinya : Dari aditi ( materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi). Ternyata teori yang mencengangkan ini telah tersurat
di Veda. E = m.c2 Albert Einstein ternyata bukan hal yang baru dalam ilmu pengetahuan Veda. Rgveda II,11.20 “Avartayat suryo na cakram”
Matahari berputar seperti sebuah roda pada
sumbunya. Atharwa Weda XII.1.37 “Ya apa sarpam vijamana vimrgvari”
Artinya: Bumi bergerak berotasi dan bertranslasi Yajur Weda III.6 “Ayam gauh prsnir akramid,asadan mataram
purah,pitaram caprayam svah” Artinya: Bumi yang berbintik-bintik ini ada dan
berputar dilangit seperti seorang ibu, ia berjalan mengelilingi matahari sebagai seorang ayah. Dari sloka tersebut terlihat bahwa selain berotasi atau berputar pada porosnya, bumi juga berevolusi mengelilingi matahari, dari pernyataan ini sangat erat
dengan teori heliosentris yang menyatakan bahwa
pusat alam semesta adalah matahari. Dan diperjelas
lagi oleh kitab Atharwa Weda mengenai pergerakan
Bumi. Dalam kitab ini pun juga menjelaskan bahwa
bagaimana bumi dapat bertahan di dalam angkasa raya karena gaya tarik-menarik yang lebih superior,
ini dalam ilmu fisika telah dijelaskan oleh Newton
melalui teori Gravitasi yang sudah dipaparkan di atas. Atharvaveda XIX.7.1 “Citrani sakam divi rocanani sarisrpani bhuvane
javani ”
Semua konstelasi perbintangan yang bercahya ini
berputar sangat kencang. Atharwa Weda VI.106.3 “Suryasya rasmasyah para patanti asumat”
Artinya sinar matahari terpancar dengan dengan
kecepatan sangat tinggi. Penjelasan : kecepatan cahaya matahari adalah 2,99793 x 108 m/ det. Yajurveda IX :3 “Apam rasam udvayasam surye santam
samahitam, apam rasasya yo rasah”
Artinya: intisari yang paling halus yang membentuk
air ada di matahari. Penjelasan : Matahari
sesungguhnya adalah bola gas yang berpijar, dengan
komponen utama gas hindrogen dan helium. Hidrogen (H2) dapat bereaksi dengan oksigen (O2)
menghasilkan air (H2O). Reaksinya 2H2(g) + O2 (g)a 2
H2O(l). Atharvaveda XIV.1.2 “Somena aditya balinah”
Artinya, matahari menghasilkan energi dari soma
( hiderogen). Penjelasan : Di Matahari secara terus
menerus terjadi reaksi fusi ( penggabungan) inti-inti atom hydrogen menjadi inti atom helium. Reaksi
tersebut disertai dengan pelepasan energi yang
sangat besar. Yajurveda XVIII.40 “Susunah suryarasmis candrama-gandharvah”
Artinya sinar matahari yang disebut susumna,
menerangi bulan. Regveda II.27.4 “Dharayanta adityaso jagat stha”
Sinar matahari menopang seluruh alam semesta.
Penjelasan : Sinar matahari menopang melalui energi radiasi yang dikandungnya. Sebagai contoh , Bumi menerima supply energi dari matahari sebesar 1,73 x
1017 joule per detik. Energi sebesar itu hanya
seperlima puluh milyar dari seluruh energi yang
dipancarkan matahari. Mengingat demikian
pentingnya energi matahari , maka matahari disebut
sebagai sumber energi pertama dan utama bagi kehidupan di Bumi. Rig Veda [1.103.2], [1.115.4] dan [5.81.2]: Efek Gravitasi matahari membuat bumi stabil. Rig Veda [10.189.1]: Bulan ini, menjadi satelit bumi, berputar di planet Ibunya (Bumi) dan mengikutinya
ber-revolusinya mengitari Matahari, ayah planet yang
bercahaya sendiri. Rig Veda [1.169.9], [1.190.7]: Bumi berputar dan mengitari Matahari seperti anak sapi mengikuti
Induknya. Rig Veda [1.164.2]: Garis edar bulat lonjong yang dilalui oleh benda angkasa adalah kekal dan tidak
berkurang Rig Veda [1.164.29]: perputaran bumi tidak berkurang dan bumi terus berputar pada sumbunya Sama Veda [121]: Matahari tidak pernah terbenam ataupun terbit karena bumi yang berotasi Rig VedaXXX. IV. V : Bentuk Bumi adalah seperti oblate spheroid (bulat pepat). Markandeya Purana 54,12 : Bumi diratakan/ dimampatkan di kutub (bulat pepat). Brahmana Aitareya (3.44) : “Matahari tidak pernah tenggelam ataupun terbit. Ketika orang
berpikir Matahari tenggelam tapi tidaklah demikian.
Setelah tiba di penghujung hari, matahari membuat
dirinya menghasilkan dua efek yang berlawanan,
menghasilkan malam hari untuk apa yang di belahan bawah dan siang hari di belahan lainnya. Setelah sampai di penghujung malam, matahari
membuat dirinya menghasilkan dua efek yang
berlawanan, menghasilkan siang hari di belahan
bawah dan malam hari di belahan lainnya. Pada
kenyataannya, Matahari tidak pernah tenggelam.” Shrimad Bhagwatam : “Setelah pembentukan planet bumi, Brahma menciptakan atmosfer dalam tujuh kelompok, dari formasi tersebut lautan menjadi
ada, dan bentuk kehidupan pertama muncul di planet
Bumi. Atmosfer diciptkan untuk melindungi kulit
Bumi” Rig Veda 10.149.1 : “Matahari mengikat Bumi dan planet-planet lain melalui daya tarik dan
menggerakkan di sekitar dirinya bagaikan seorang
pelatih memegang kendali kuda dan bergerak
mengelilinginya.” (Gravitasi) Shrimad Bhagwatam 5.23.5 :Bentuk dari çiçumära memiliki kepala ke bawah dan melingkar tubuhnya. Di
ujung ekornya adalah planet dari Dhruva, pada tubuh
ekornya adalah planet-planet dari Prajapati dewa,
Agni, Indra dan Dharma, dan di dasar ekornya adalah
planet-planet dari Dhätä demigods dan Vidhätä.
Dimana pinggul mungkin pada çiçumära adalah tujuh orang bijak suci seperti Vasiñöha dan Aìgirä. Tubuh
melingkar dari Çiçumära-cakra berubah ke arah sisi
kanan, di mana empat belas rasi bintang dari Abhijit
untuk Punarvasu berada. Pada sisi kiri adalah empat
belas bintang dari Punya untuk Uttaräñäòhä. Jadi
tubuhnya yang seimbang karena sisi-sisinya ditempati oleh jumlah yang sama bintang. Di belakang
çiçumära adalah kelompok bintang yang dikenal
sebagai Ajavéthé, dan di perut adalah seperti sungai
Gangga yang mengalir di langit (Milky Way) [ Galaksi Bima Sakti]. ——————————————————- KIMIA, BIOLOGI Atharvaveda III.13.5 “Agnisomau bibhrati apa it tah”
Air terbentuk dari Agni ( oksigen ) dan soma ( hidrogen) Rgveda VIII. 72.16 “Adhuksat pipyusim isam urjam, suryasya sapta
rasmibhih”
Tumbuh-tumbuhan memperoleh energi dari cahaya
matahari. Penjelasan : Tumbuhan dapat mengubah air
dan gas karbondioksida menjadi gula dan gas oksigen
dengan adanya zat hijau daun (klorofil) dan bantuan sinar matahari ( sinar biru dan sinar merah). Hal
tersebut terjadi melalui proses fotosintesis. Samaveda 1824 “Tam it samanam vaninas ca virudho-antarvatis ca
suvate ca vivaha”
Tumbuh-tumbuhan memancarkan udara vital yang
dinamakan samana ( oksigen) secara teratur.
Penjelasannya : Oksigen (O2) merupakan hasil samping reaksi fotosintesis yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan, termasuk untuk pernafasan. Atharvaveda VIII.7.10 “Ugra ya visa-dhusanih osadhih”
Tumbuh-tumbuhan menghancurkan pengaruh atmosfir yang beracun. Yajuveda :6.22 “Ma po mo sadhir himsih”
Jangan mencemari air dan jangan menebang pohon. Yajurveda V.43 “Dyam ma lekhir,anariksam ma himsih”
Jangan mengganggu langit dan mencemari atmosfir. ——————————————————- ILMU PENGOBATAN – AYUR VEDIC Pada halaman 360-70 dari buku World Vedic Heritage,
Mr. Oak menyajikan sebuah daftar perbandingan
kata-kata antara bahasa Inggris dan Sanskrit. Ini
memperlihatkan seberapa banyak kebudayaan barat
berasal dari pengetahuan Vedic/Sanskrit di bidang
pengobatan begitu juga berapa banyak kata-kata Sanskrit telah diambil ke dalam bahasa Inggris. English ================> Sanskrit
fever =================> jwar, kemudian menjadi
jever, kemudian fever
entrails ================> antral
nasal or nose ============> naas
herpes ================> serpes gland ==================> granthi
drip, drop, drops ==========> drups
hydrocephalus ============> andra-kapaalas
(otak/kepala ber-uap air)
hiccups ================> hicca
muscle =================> mausal (gemuk) malign, malignant =========> mallen
osteomalacia ============> asthi-malashay
(kontaminasi tulang)
dyspepsia ==============> dush-pachanashay
(pencernaan tidak baik)
surgeon ================> salya-jan (pemakaian peralatan tajam)
fertility ================> falati-lti (menghasilkan
buah)
anesthesia ==============> anasthashayee
(terbaring tidak sadarkan diri)
homeopathy =============> Samaeo-pathy (treatment parallel terhadap symptom)
allopathy ===============> alag-pathy (treatment
yang berbeda dengan symptom) Dalam buku World Vedic Heritage karya Mr. P.N. Oak
menjelaskan : “Apabila kita menyimak lebih dekat
tentang terminologi-terminologi allopathi, apakah itu
jenis-jenis penyakit, organ-organ fisik, symptom,
rehabilitasi, atau peralatannya ternyata bahwa
semua itu didasarkan kepada Ayurveda karena semasa dunia masih bersatu di bawah naungan
Administrasi Veda hanya ada Ayurveda yang
merupakan satu-satunya sistem pengobatan yang
dipakai di seluruh dunia. ——————————————————- MATEMATIKA Asal angka adalah dari India. angka telah digunakan oleh orang India didalam acuan Matematika mereka
pada abad ke-VI. Sistem nomor ini menyebar dari
India ke Arab dan dari sana menyebar ke Eropa pada
abad ke-XII.
Penemuan sistem angka yang modern memiliki
nomor berkisar antara 1-9, dan konsep nol (angka nol) telah diakreditasikan terhadap India, simbol 0 berasal dari India. Angka ini telah digunakan dalam
astronomi Hindu dan acuan Matematika seperti
“Bhakhsali” (300 Masehi), “AryaBhata” (500 M)
dan “Panch Sidhantica” (600 M). Istilah sinus berasal dari India. Dipopulerkan oleh matematikawan dan astronom Aryabhata yang
berarti setengah nada, ”ardha-jya” sebelum terus
diubah sampai Gerard dari Cremona yang
mengalihbahasakan Almagest (ingat: Ptolemy) pada
penghujung abad 12, mengganti kata di atas ke dalam
bahasa Latin yang artinya lebih-kurang sama, yaitu sinus. Dan adalah Aryabhatta yang menghitung
“phi” sebesar 3,1416. Banyak metode matematika
tersebut bertebaran di dalam naskah-naskah seperti
Shatapatha Brahmana, Baudhayanasutra, dll. Sebagaimana dilaporkan dalam Indian Studies in
Honor of Charles Rockwell (Harvad University Press,
Cambridge, MA Edited by W.E. Clark, 1929), Sebokht
menulis bahwa penemuan-penemuan bangsa India
dalam bidang astronomi lebih jenius dibandingkan dengan bangsa Yunani atau Babylonia, dan sistem
angka (decimal) mereka lebih unggul. (N.S. Rajaram, p.157, 1995) Penemu pertama Calculus modern adalah orang India bernama Bhaskaracarya, dimana orang-orang
mengira itu merupakan kontribusi dari Newton atau
Liebnitz. Penggunaan aljabar, trigonometri, kwadrat dan akar pangkat tiga juga pertama kali
dimulai di India. Aryabhatta (497 A.D.) yang menghitung “ phi” sebesar 3,1416. Banyak metode matematika tersebut bertebaran di dalam naskah-naskah seperti
Shatapatha Brahmana, Baudhayanasutra, dll. Prof. R.G. Rawlinson menyatakan, “Hampir semua teori, kepercayaan, filsafat, dan matematika,
yang diajarkan oleh Pythagoras sudah dikenal
di India pada abad keenam B.C”. Demikianlah sebagian kecil hal yang diungkapkan di
dalam kitab suci Weda yang ilmiah, Kitab Suci Agama
Hindu yang menjabarkan sains atau ilmu
pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan
modern saat ini

No comments:

Post a Comment